Monday, April 30, 2007

Bank DNA Museum Zoologicum Bogoriense


Pengelolaan sumber daya genetik di Indonesia belum dilakukan secara optimal, sehingga Indonesia mempunyai daftar species terancam punah tertinggi di dunia, khususnya untuk mamalia dan burung. Untuk menghindari kepunahan yang semakin berlanjut dan pemanfaatan sumber daya genetik yang masih ada secara optimal perlu dilakukan langkah langkah konservasi ex-situ dan in-situ. Salah satu kegiatan penelitian yang akan dilakukan untuk pelaksanaan konservasi ex-situ adalah dalam bentuk pengembangan bank DNA hidupan liar (flora, fauna dan mikroba).
Sejak tahun 2002 kegiatan pengembangan Bank DNA hidupan liar Indonesia, terutama untuk koleksi DNA flora/fauna terutama yang terancam punah, langka, dilindungi ataupun yang endemik Indonesia serta koleksi mikroba berpotensi mulai dilakukan di Puslit Biologi-LIPI. Koleksi material DNA yang telah diperoleh selama lima tahun (tahun 2002, 2003, 2004, 2005, dan 2006) yaitu berasal dari TN Bukit 12 (Jambi, Sumatra), TWA Bantimurung (Maros, Sulawesi Selatan), Kawasan Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), KR Bedugul Bali, KR Purwodadi, KR Cibodas dan KR Bogor (Jawa Barat), Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara), Taman Nasional Rawa Opa-Watumohai (Sulawesi Tenggara), Hutan Lindung Batudulang, Batulanteh (Kab. Sumbawa, NTB), Gunung Rinjani, Senaru (Kab. Lombok, NTB), Taman Nasional Manupeu, Tanadaru (Kab. Sumba Timur, NTT), Hutan Luku Melolo, Tanadaru (Kab. Sumba Timur, NTT), Pasar Pramuka, Pusat Penyelamatan Satwa (Cikananga dan Tegal Alur, Jakarta), PPS Gadok (Ciawi, Bogor), Taman Nasional Kelimutu (Flores), TWA Ruteng (Flores), Cagar Alam Gunung Mutis (Timor), Tahura Prof. Ir. Herman Johannes, Taman Nasional Gunung Merapi, dan Taman Nasional Merubetiri.

No comments: